Kojim menambahkan sampai hari Kamis (22 November 2012), lokasi pembakaran babi terus menyedot perhatian warga. Meski yang terlihat hanyalah tulang tulang babi berserakan.
Sekretaris Desa Warugunung Kec. Bulu, Rifatul Izzah menjelaskan meski wilayahnya dekat kawasan hutan, namun selama belasan tahun terakhir ini tidak pernah ada babi hutan masuk kampung.
Begitu warga melihat babi, muncul tudingan bermacam macam. Ada yang menganggap bulu babi seperti rambut manusia, tapi sebagian memperkirakan babi di dalam hutan kelaparan, kemudian nekat mencari makanan ke lahan pertanian. Terlepas dari semua itu, Rifatul berharap kondusifitas masyarakat tetap terjaga.
Kapolsek Bulu, AKP Subali mengakui karena hewan jadi jadian selalu diidentiikan dengan ilmu pesugihan, maka ia mengingatkan warga jangan asal menuduh seseorang. Masyarakat lebih baik fokus pada kondisi keamanan desa, mengantisipasi kasus pencurian. Menurutnya desa Warugunung termasuk aman, kedepan perlu ditingkatkan.
0 komentar:
Posting Komentar